KENANGAN MASA KECIL
Kenangan masa
kecil hampir selalu masih diingat baik oleh setiap orang. Baik kenangan terindah atau yang paling
pahit sekalipun. Mengenang masa kecil saat kita sudah beranjak dewasa, rasa-rasanya akan
membawa banyak perasaan. Mulai dari perasaan bahagia, sedih, lucu, dan tentu
saja perasaan rindu.
Iya, rindu
saat bermain bersama teman-teman tanpa beban, dan pasti kenangan bersama orangtua
dan keluarga. Apalagi masa kecil saya dulu di tahun 90an, sebelum
adanya internet dan gadget yang sekarang ini asyik digunakan, segala permainan
sederhana menjadi pengalaman berharga.
Yuk,
kita berbagi kenangan yang tak terlupakan semasa kecil. Berikut 5 kenangan saya
yang tak akan terlupakan sampai saat ini masih teringat jelas dan tentu jadi
pelajaran dan pengalaman berharga :
1. Belajar Mengaji
Bapak saya, di
mata saya saat kecil adalah seorang yang keras. Segala peraturan yang diberikan
tidak boleh dilanggar, atau akan ada hukuman. Tentang belajar ngaji, setelah
sholat maghrib, saya dan kakak laki-laki saya selalu bersama belajar ngaji
dengan Bapak. Dan yang paling saya ingat adalah, cara Bapak mengajarkan kami
mengaji. Saat kami melakukan kesalahan pada pelafalan, kami diminta untuk
mengulanginya lagi, lagi dan lagi sampai betul. Dan itu tidak hanya sekali,
berkali-kali hingga membuat kami kadang putus asa dan menangis, hehe..
Namun, kini jika mengingat hal tersebut, saya merasa sangat beruntung dibekali Bapak demikian. Apalagi setelah menjadi seorang Ibu, yang akan menjadi sekolah pertama untuk anak-anak 😃
2. Bermain Hujan
Saya adalah
anak kedua dari tiga bersaudara. Kakak saya laki-laki dan adik saya perempuan.
Saat kecil, banyak moment yang saya ingat bersama kakak. Saat kami pulang ngaji
bersama dan hujan deras. Rasanya bahagia sekali bisa bermain hujan dengan puas.
Melewati jembatan menyebrangi sungai yang airnya deras. Kami melupakan jas
hujan dan payung yang sudah dibekali Ibu dari rumah. Setelahnya sampai rumah,
kami mendapati Bapak yang marah khawatir karena kami basah kuyup.
Keesokannya
saat moment hujan datang lagi ketika pulang ngaji, kami tetap bermain hujan-hujanan,
namun tentu saat akan sampai rumah, kami memakai lengkap jas hujan dan
menggunakan paying, berharap dapat mengelabuhi Bapak, hehe.. namun nyatanya
tidak, kami tetap ketahuan kalau habis bermain hujan, hehe…
3. Sepatu Baru
Dulu, ingin
sesuatu itu tidak mudah. Harus ada yang di’usaha’kan dulu. Kalau saya ingin
sepatu baru, Bapak akan memberikannya kalau nilai matematika saya 9. Kadang
menjadi sesuatu yang menantang, namun kadang juga jadi sesuatu yang menakutkan,
hehe.. Jadi akhirnya saya lebih sering memendam apa yang diinginkan. Sampai
akhirnya saya ingin sekali punya sepatu baru, namun saya pendam sampai akhirnya
saya jatuh sakit, hehe…
4. Belajar Memasak
Pasti deh
masakan yang paling dirindukan setelah kita ‘keluar’ dari rumah orang tua itu
ya masakan Ibu, iya kan? 😉 Saya beruntung sekali, Ibu rajin masak. Meski menu
sederhana, tapi kini selalu kami (anak-anaknya) rindukan. Dan dulu saya selalu
senang jika pulang sekolah bisa ikut membantu Ibu memasak.
5. Berpindah-pindah Rumah
Keluarga saya
hidup merantau di salah satu kota kecil di Jawa Tengah. Kami jauh dari saudara.
Sepuluh tahun lebih, kami tinggal di rumah kontrakan. Pindah dari rumah ke
rumah. Senang saja sih rasanya saat itu, seperti selalu punya rumah baru, seru.
Kami selalu senang saat harus pindah lagi ke rumah baru, hehe… packing bersama
kemudian menata kembali di rumah yang baru. Punya tetangga dan teman-teman baru
lagi. Meski ya, karena di kota kecil, jadi rumah kontrakan yang Bapak cari
hanya di satu wilayah itu saja.
Namun, jd
lebih seru dan haru lagi saat akhirnya Bapak dan Ibu bisa membangun rumah
sendiri untuk kami. Namun nyatanya kini, kami anak-anaknya semua malah merantau
‘keluar’ dari rumah. Meski begitu, rumah dan isinya (Bapak dan Ibu) kini jadi
sesungguhnya tempat kami (anak-anaknya) berpulang saat penat dan rindu. 💓
Nah, kalau
kalian moment apa saja yang masih selalu dikenang dan diingat serta kalian
rindukan? 💓
Kebayang deh bahagianya masa kecil Mbak Atiq. Belajar ngaji sama orang tua, huhujanan. Eh hujan-hujan nan ini juga masa kecil kalau diinget itu bikin rindu berat. Karena dulu pas hujan-hujan itu bahaaaahiaaaa banget .. Skrg mah kan banyak pikiran kali ya. Jehe
BalasHapus