LEBARAN #DIRUMAHAJA DI MASA PANDEMI - MARI LAWAN COVID-19
Tidak terasa sudah memasuki 10 hari terakhir Ramadan.
Suasana hari kemenangan mulai terasa. Sayangnya, tahun ini sudah dipastikan
akan berbeda, karena kita akan merayakan Hari Raya Idul Fitri dengan di rumah
saja.
Pandemi COVID-19 membuat semua harus tetap di rumah
sesuai himbauan pemerintah dan menunda berkunjung ke keluarga dan kerabat yang
telah menjadi tradisi selama ini.
Meski akan terpisah jarak dengan anggota keluarga yang
tinggalnya berjauhan, teman dekat dan kerabat di lebaran kali ini. Tanpa mengurangi makna lebaran, saya tetap dapat
bersilaturahmi menyambut Idul Fitri tanpa harus keluar rumah, dengan
menggunakan teknologi video call. Berharap
dapat mengurangi rasa rindu akan keluarga besar.
Sebenarnya yang terpenting di hari lebaran bukanlah
kemeriahan perayaannya. Baju baru boleh ditiadakan, kue lebaran boleh tidak
perlu disediakan, namun yang harus selalu ada adalah membuka pintu maaf untuk
semua saudara muslim kita, saling memaafkan, itulah sesungguhnya hakikat idul
fitri.
sumber foto : tirto.id |
Bagi saya yang tidak mudik dan hanya di rumah saja,
berdua saja dengan anak balita saya, hal itu harus saya syukuri. Masih dalam
kondisi sehat dan aman dan bersyukur semuanya masih tercukupi. Saat ini,
kesehatan adalah yang terpenting. Daripada mudik namun akhirnya menimbulkan
permasalahan baru, untuk apa? Lebih baik di rumah saja, mensyukuri apa yang
tersedia.
Sedih pasti, namun saya yakin saya tidak sendiri.
Jutaan orang di Indonesia atau bahkan semua umat muslim di dunia juga sedang
merayakan lebaran dengan kondisi yang berbeda dari sebelumnya. Jadi dijalani
saka sebagai sebuah sejarah baru dalam kehidupan. Nantinya akan jadi cerita
menarik untuk anak cucu kita. Yuk,
tetap sabar #diRumahAja.
Lebaran sepi di masa pandemi.
#BPN30daysRamadhanChallenge2020
Tidak ada komentar:
Terima kasih sudah membacanya sampai selesai, semoga bermanfaat :) Please jangan tinggalkan link hidup dalam kolom komentar!
comment