Social Distancing, Menyelamatkanmu!
Memburuknya
wabah COVID-19 mengharuskan pemerintah mengambil sikap terbaik. Presiden
Republik Indonesia, Joko Widodo, menyarankan setiap individu untuk
menerapkan social distancing dalam menghadapi
pandemi COVID-19. Penyebaran virus corona menjadi
ancaman serius bagi dunia. Semakin meningkatnya pasien yang terkena virus
corona, social distancing ini
mengarahkan masyarakat mengurangi interaksi sosialnya dalam menghadapi pandemic
Covid-19. Lalu, apa social
distancing itu?
Social distancing adalah tindakan pembatasan untuk mengendalikan infeksi non-farmasi
atau memperlambat penyebaran suatu penyakit menular. Nah ini merupakan
salah satu langkah menyelamatkan sesame untuk melawan COVID-19.
Menurut Center for Disease Control (CDC), social distancing adalah tindakan menjauhi segala bentuk
perkumpulan, jaga jarak antar manusia, dan menghindari berbagai pertemuan yang
melibatkan banyak orang.
Atau menurut Pedoman Penanganan Cepat Medis dan Kesehatan
Masyarakat COVID-19 di Indonesia, adalah pembatasan kegiatan tertentu penduduk
dalam suatu wilayah. Hal ini ditujukan pada semua orang di wilayah yang diduga
terjangkit virus corona.
Ketika
menerapkan social distancing, seseorang tidak diperkenankan untuk
berjabat tangan serta menjaga jarak setidaknya 1 meter saat berinteraksi dengan
orang lain, terutama dengan orang yang sedang sakit atau berisiko tinggi
menderita COVID-19. Di tengah pandemi COVID-19 saat ini, social
distancing sangatlah dianjurkan untuk setiap orang. Ini akan menyelamatkan
banyak orang.
SUMBER FOTO : KEMENKES RI |
Namun kini,
istilah social distancing sudah diganti dengan physical
distancing oleh pemerintah sesuai WHO. WHO tentu punya
alasan sendiri mengganti frasa social
distancing menjadi physical
distancing. Salah satunya agar setiap orang bisa saling menguatkan dan tetap
dapat berhubungan satu sama lain, meski secara fisik tidak bisa berdekatan.
Kita perlu
menganggap saat ini sebagai 'physical
distancing' untuk menekankan bahwa kita dapat tetap terhubung secara sosial
bahkan ketika terpisah. Bahkan, kita semua dapat berlatih bersosialisasi meski dari
jauh. Pada intinya, siapapun tetap dapat beraktivitas, menjaga
hubungan sosial dengan keluarga dan teman-teman menggunakan media sosial atau
telepon. Physical distancing dilakukan agar masyarakat
menjaga jarak fisik, bukan jarak sosial dengan orang lain.
Masyarakat diminta untuk berdiam di rumah dengan
melakukan belajar dari rumah bagi pelajar, bekerja dari rumah (Work From
Home/WFH), dan tidak melakukan aktivitas ke tempat-tempat keramaian guna
memutuskan mata rantai penyebaran yang kian bertambah.
Maraknya penyebaran COVID-19 telah
menyebabkan terjadinya perubahan sosial di masyarakat yang salah satunya
didukung dengan teknologi komunikasi. Masyarakat dituntut bisa dan terbiasa.
Perubahan terjadi pada cara berkomunikasi, cara berpikir, dan cara berperilaku
manusia.
Sebenarnya perubahan sosial karena pandemik COVID-19 ini,
sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi melalui digitalisasi yang
tanpa kita sadari sudah kita lakukan.
Beruntungnya kita, menghadapi wabah penyakit di era
yang sudah semakin maju. Meski dituntut untuk tetap #DiRumahAja, segala
kebutuhan tetap dapat dipenuhi dengan teknologi. Meski memang belum semua orang
dapat merasakannya. Paling tidak, itu bentuk rasa bersyukur kita yang memang
sudah merasa dapat mencukupi kebutuhan dasar hidup dari rumah, untuk tetap ikut
patuh dalam menerapkan physical
distancing.
Kesadaran kita dalam menjaga kebersihan dan
menjalankan upaya pencegahan, memiliki peran yang sangat besar dalam mengatasi
wabah COVID-19. Mulailah menerapkan Physical distancing dari sekarang
demi melindungi diri sendiri, keluarga, dan orang lain. Karena tindakan ini
sungguh menyelamatkanmu!
#BPN30daysRamadhanChallenge2020
Tidak ada komentar:
Terima kasih sudah membacanya sampai selesai, semoga bermanfaat :) Please jangan tinggalkan link hidup dalam kolom komentar!
comment