Mempersiapkan Sang Kakak
"Kakak mau punya adik 'nggak?"
"enaaakkk" read: enggak jawab si Kakak dengan semangat.
Begitulah selalu perbincangan si Ayah dengan sang kakak, hampir setiap malam sebelum tidurnya. Kakak sudah lima bulan lagi akan dua tahun. Ibu masih sangat menikmati moment teromantis saat menyusui si Kakak. Ayah sudah ingin lagi ada mainan baru yang tidak kalah lucu.
Menambah lagi anggota baru di keluarga bukan hal yang mudah memang. Semua anggota juga sudah harus siap menerimanya. Meski memang anak adalah anugerah yang tidak bisa ditolak kehadirannya, tapi paling tidak, kita juga tidak bisa menerimanya tanpa persiapan. Persiapan tak hanya tentang materi, tapi juga mental. Mental orang tua dan mental anak pertama perlu dipersiapkan dengan adanya anggota baru.
Tidak semua anak akan dengan mudah menerima perannya menjadi Kakak atau anak pertama. Seolah merasa ada ketakutan jika nanti perhatian Ayah dan Ibunya akan beralih ke adiknya. Tapi ada juga beberapa anak yang suka kehadiran "teman baru", meski dia tidak tahu apa perannya. Jadi menurut saya, langkah terbaik adalah mempersiapkan anak pertama menjadi Sang Kakak. Harus sudah sejak dini, sebagai orang tua menjelaskan tentang peran dan kehadiarannya. Dengan sederhana, seperti "Kak, nanti suatu saat akan ada anak kecil lagi di rumah kita, itu adik Kakak" dan lain sebagainya.
Penting juga untuk tahu pendapat sang Kakak, apa dia sudah mau dengan kehadiran "teman baru"nya, kapan dia mau "teman baru"nya hadir, apa dia mau laki-laki atau perempuan, meski dengan penjelasan lanjutan bahwa semua itu Tuhan yang atur. Tapi memastikan bahwa nanti akan ada "teman baru"nya itu sangat membantu mempersiapkan mental Sang Kakak.
Tentunya cara mempersiapkan sang kakak juga bergantung dengan usianya. Jadi baiknya ada kerjasama yang baik antara orang tua dan bahkan anggota keluarga yang lainnya. Menghindari komentar-komentar negatif meski hanya gurauan.
Semangat mengasihi para orang tua!😊
"enaaakkk" read: enggak jawab si Kakak dengan semangat.
Begitulah selalu perbincangan si Ayah dengan sang kakak, hampir setiap malam sebelum tidurnya. Kakak sudah lima bulan lagi akan dua tahun. Ibu masih sangat menikmati moment teromantis saat menyusui si Kakak. Ayah sudah ingin lagi ada mainan baru yang tidak kalah lucu.
Menambah lagi anggota baru di keluarga bukan hal yang mudah memang. Semua anggota juga sudah harus siap menerimanya. Meski memang anak adalah anugerah yang tidak bisa ditolak kehadirannya, tapi paling tidak, kita juga tidak bisa menerimanya tanpa persiapan. Persiapan tak hanya tentang materi, tapi juga mental. Mental orang tua dan mental anak pertama perlu dipersiapkan dengan adanya anggota baru.
(doc. pinterest.com)
Tidak semua anak akan dengan mudah menerima perannya menjadi Kakak atau anak pertama. Seolah merasa ada ketakutan jika nanti perhatian Ayah dan Ibunya akan beralih ke adiknya. Tapi ada juga beberapa anak yang suka kehadiran "teman baru", meski dia tidak tahu apa perannya. Jadi menurut saya, langkah terbaik adalah mempersiapkan anak pertama menjadi Sang Kakak. Harus sudah sejak dini, sebagai orang tua menjelaskan tentang peran dan kehadiarannya. Dengan sederhana, seperti "Kak, nanti suatu saat akan ada anak kecil lagi di rumah kita, itu adik Kakak" dan lain sebagainya.
Penting juga untuk tahu pendapat sang Kakak, apa dia sudah mau dengan kehadiran "teman baru"nya, kapan dia mau "teman baru"nya hadir, apa dia mau laki-laki atau perempuan, meski dengan penjelasan lanjutan bahwa semua itu Tuhan yang atur. Tapi memastikan bahwa nanti akan ada "teman baru"nya itu sangat membantu mempersiapkan mental Sang Kakak.
Tentunya cara mempersiapkan sang kakak juga bergantung dengan usianya. Jadi baiknya ada kerjasama yang baik antara orang tua dan bahkan anggota keluarga yang lainnya. Menghindari komentar-komentar negatif meski hanya gurauan.
Semangat mengasihi para orang tua!😊
#HutangTulisan041019
#OneDayOnePost
#KomunitasODOP
#ODOPBatch7
Tidak ada komentar:
Terima kasih sudah membacanya sampai selesai, semoga bermanfaat :) Please jangan tinggalkan link hidup dalam kolom komentar!
comment