Bayangan Pagiku
Pagi ini, aku berada di satu taman kota. Duduk manis. Sendiri. Menikmati segarnya pagi. Memandangi semua keajaiban alam dan pernak-perniknya.
Akan aku ceritakan sedikit tentang banyak hal yang aku temui.
Bayangkan saja, kau sedang duduk manis sepertiku. Atau bersamaku. Menatap keajaiban pagi. Dan yakinlah, tak semua orang mendapat keajaiban yang sama di pagi hari. Pada waktu ini!
Di sudut taman di bawah pohon matoa yang rindang. Pasangan muda bercengkrama manis dengan bayinya. Tersenyum. Tertawa. Dan berbahagialah mereka! Sepertinya.
Dua langkah ke arah pusat taman kota, duduk sepasang kekasih. Berbagi sepotong roti dan menenggak botol air mineralnya. Tersenyum. Tertawa. Dan berbahagialah mereka! Mungkin begitu.
Di bawah pohon matoa yang lain, yang searah dengan posisiku. Duduk lima anak kecil, berlarian, bergerak bebas. Kaki-kaki kecilnya riang menginjak rumput basah berembun. Tangannya aktif bergerak bebas menepuk udara. Wajah-wajah yang berseri terpantul mentari. Tersenyum. Tertawa. Dan berbahagialah mereka! Kelihatannya.
Masih di tempat yang sama. Seorang wanita muda dengan celana potong pendek memamerkan jenjang kakinya yang putih kemerahan, berlari kecil menggendong manja anjing kesayangannya. Rambut hitam terikat lurus dengan mimik wajah ceria yang menggoda, bola mata bulat dan lengkungan senyum tipisnya. Bercanda mengelus lembut anjing manisnya. Tersenyum. Tertawa. Dan berbahagialah mereka! Tampaknya.
Sekitar lima belas kaki ke arah depan dari posisi dudukku. Segerombolan anak laki-laki dengan kaos ketek dan celana pendek. Tiga anak laki-laki memainkan satu bola dengan kaki-kaki lincah yang dibalut kaus kaki warna-warni hingga menutup lututnya. Saling berebut bola, menendang, menangkap, menggiring, mengoper ke lawan. Empat anak laki-laki lain duduk dengan berkalung handuk kecil di lehernya. Saling berbagi minuman. Bermuka merah dan tampak lelah. Lima anak laki-laki lagi, bermain gundu disalah satu alas taman yang tertutup semen. Bertarung, berbagi, mengalahkan, membantu. Seperti halnya yang lain. Tersenyum. Tertawa. Dan berbahagialah mereka! Pikirku.
Searah jarum jam sembilan dari posisiku. Laki-laki muda yang bertubuh kekar menyapu jalanan taman. Mengumpulkan sisa-sisa hasil konsumsi para pengunjung taman. Dengan puasnya melihat hasil susuran jalan yang telah dibersihkannya. Nampak semangat yang terbakar seiring terbakarnya kulit oleh sinar matahari. Tersenyum. Tertawa. Dan berbahagialah mereka! Semoga demikian.
Tergelar rapi menghadap kanan tepat di samping kaki kiriku. Selembar selendang pantai merah marun memadu indah di atas rerumputan hijau segar yang terpangkas rapi. Seorang ibu dengan jilbab merah muda, dengan santunnya menyiapkan makan pagi yang dibawanya dengan kotak putih 56x64 sentimeter. Dua anaknya berlari kecil menuju ke arahnya. Bergelayut manja di lengannya. Seorang lelaki berwibawa, melenggang gagah membawakan sebotol susu cokelat segar. Membuka pagi dengan kehangat kepulan suapan nasi. Tersenyum. Tertawa. Dan berbahagialah mereka! Begitulah.
Dua gadis kecil berlarian berebut gulungan gulali merah di tangannya. Rok hijau berendanya mengayun manis mengiringinya. Tersenyum. Tertawa. Dan berbahagialah mereka! Sepertinya.
Dengan lembutnya seorang laki-laki dengan rambut hitam berhias uban, mendorong wanita anggun duduk di kursi rodanya. Menyeka keringatnya. Menggenggam tangannya hangat. Menatapnya mesra, bercerita, bersemangat memberikan harapan. Tersenyum. Tertawa. Dan berbahagialah mereka! Mungkin begitu.
Ibu muda di ujung taman, duduk dengan muka lelah. Di samping keranjang jualannya yang setengah kosong. Raut wajah yang sumringah. Setelah menghitung lembaran uang di sakunya. Mengusap titikan keringat di dahinya. Tersenyum. Tertawa. Dan berbahagialah ia! Kelihatannya.
Sebelah barat dari gerombolan anak laki-laki. Duduk dengan menariknya, pasangan berumur saling memijat kecil tangan pasangannya. Membaca berlembar surat tangan. Mungkin dari buah hatinya, dari cucunya, atau kerabat lama. Tersenyum. Tertawa. Dan berbahagialah mereka! Tampaknya.
Alam terlihat kecil. Mereka dengan dunianya masing-masing. Dengan keajaibannya. Tersenyum. Tertawa. Dan berbahagialah mereka. Sepertinya mungkin begitu, kelihatannya, yaa.. Tampaknya, pikirku semoga memang demikian, dan begitulah..
Ikan berlompatan riang di kolamnya, di tengah taman yang penuh keajaiban. Kucing berlarian, berebut sisa makanan dari pengunjung taman yang penuh keajaiban. Burung gereja terbang menari di kelebatan angin. Kupu warna-warni yang mempercantik. Anjing-anjing kecil yang bertuan.
Penjaja rokok, penjual nasi dan jajanan, minuman, penjual koran, pengamen, pengemis, penjaja barang konsumsi lain. Mengais rejeki demi suapan nasi di tengah taman yang penuh keajaiban.
Aku dengan pagi. Dengan sinar matahari. Dengan angin yang menghembus sepoi. Dengan banyak mimpi. Dan aku punya keajaiban tentang taman ini. Di pagi hari. Hari ini. Keajaiban tentang hidup. Tentang mereka. Tersenyum. Tertawa. Dan berbahagialah mereka! 07072012.
Akan aku ceritakan sedikit tentang banyak hal yang aku temui.
Bayangkan saja, kau sedang duduk manis sepertiku. Atau bersamaku. Menatap keajaiban pagi. Dan yakinlah, tak semua orang mendapat keajaiban yang sama di pagi hari. Pada waktu ini!
Di sudut taman di bawah pohon matoa yang rindang. Pasangan muda bercengkrama manis dengan bayinya. Tersenyum. Tertawa. Dan berbahagialah mereka! Sepertinya.
Dua langkah ke arah pusat taman kota, duduk sepasang kekasih. Berbagi sepotong roti dan menenggak botol air mineralnya. Tersenyum. Tertawa. Dan berbahagialah mereka! Mungkin begitu.
Di bawah pohon matoa yang lain, yang searah dengan posisiku. Duduk lima anak kecil, berlarian, bergerak bebas. Kaki-kaki kecilnya riang menginjak rumput basah berembun. Tangannya aktif bergerak bebas menepuk udara. Wajah-wajah yang berseri terpantul mentari. Tersenyum. Tertawa. Dan berbahagialah mereka! Kelihatannya.
Masih di tempat yang sama. Seorang wanita muda dengan celana potong pendek memamerkan jenjang kakinya yang putih kemerahan, berlari kecil menggendong manja anjing kesayangannya. Rambut hitam terikat lurus dengan mimik wajah ceria yang menggoda, bola mata bulat dan lengkungan senyum tipisnya. Bercanda mengelus lembut anjing manisnya. Tersenyum. Tertawa. Dan berbahagialah mereka! Tampaknya.
Sekitar lima belas kaki ke arah depan dari posisi dudukku. Segerombolan anak laki-laki dengan kaos ketek dan celana pendek. Tiga anak laki-laki memainkan satu bola dengan kaki-kaki lincah yang dibalut kaus kaki warna-warni hingga menutup lututnya. Saling berebut bola, menendang, menangkap, menggiring, mengoper ke lawan. Empat anak laki-laki lain duduk dengan berkalung handuk kecil di lehernya. Saling berbagi minuman. Bermuka merah dan tampak lelah. Lima anak laki-laki lagi, bermain gundu disalah satu alas taman yang tertutup semen. Bertarung, berbagi, mengalahkan, membantu. Seperti halnya yang lain. Tersenyum. Tertawa. Dan berbahagialah mereka! Pikirku.
Searah jarum jam sembilan dari posisiku. Laki-laki muda yang bertubuh kekar menyapu jalanan taman. Mengumpulkan sisa-sisa hasil konsumsi para pengunjung taman. Dengan puasnya melihat hasil susuran jalan yang telah dibersihkannya. Nampak semangat yang terbakar seiring terbakarnya kulit oleh sinar matahari. Tersenyum. Tertawa. Dan berbahagialah mereka! Semoga demikian.
Tergelar rapi menghadap kanan tepat di samping kaki kiriku. Selembar selendang pantai merah marun memadu indah di atas rerumputan hijau segar yang terpangkas rapi. Seorang ibu dengan jilbab merah muda, dengan santunnya menyiapkan makan pagi yang dibawanya dengan kotak putih 56x64 sentimeter. Dua anaknya berlari kecil menuju ke arahnya. Bergelayut manja di lengannya. Seorang lelaki berwibawa, melenggang gagah membawakan sebotol susu cokelat segar. Membuka pagi dengan kehangat kepulan suapan nasi. Tersenyum. Tertawa. Dan berbahagialah mereka! Begitulah.
Dua gadis kecil berlarian berebut gulungan gulali merah di tangannya. Rok hijau berendanya mengayun manis mengiringinya. Tersenyum. Tertawa. Dan berbahagialah mereka! Sepertinya.
Dengan lembutnya seorang laki-laki dengan rambut hitam berhias uban, mendorong wanita anggun duduk di kursi rodanya. Menyeka keringatnya. Menggenggam tangannya hangat. Menatapnya mesra, bercerita, bersemangat memberikan harapan. Tersenyum. Tertawa. Dan berbahagialah mereka! Mungkin begitu.
Ibu muda di ujung taman, duduk dengan muka lelah. Di samping keranjang jualannya yang setengah kosong. Raut wajah yang sumringah. Setelah menghitung lembaran uang di sakunya. Mengusap titikan keringat di dahinya. Tersenyum. Tertawa. Dan berbahagialah ia! Kelihatannya.
Sebelah barat dari gerombolan anak laki-laki. Duduk dengan menariknya, pasangan berumur saling memijat kecil tangan pasangannya. Membaca berlembar surat tangan. Mungkin dari buah hatinya, dari cucunya, atau kerabat lama. Tersenyum. Tertawa. Dan berbahagialah mereka! Tampaknya.
Alam terlihat kecil. Mereka dengan dunianya masing-masing. Dengan keajaibannya. Tersenyum. Tertawa. Dan berbahagialah mereka. Sepertinya mungkin begitu, kelihatannya, yaa.. Tampaknya, pikirku semoga memang demikian, dan begitulah..
Ikan berlompatan riang di kolamnya, di tengah taman yang penuh keajaiban. Kucing berlarian, berebut sisa makanan dari pengunjung taman yang penuh keajaiban. Burung gereja terbang menari di kelebatan angin. Kupu warna-warni yang mempercantik. Anjing-anjing kecil yang bertuan.
Penjaja rokok, penjual nasi dan jajanan, minuman, penjual koran, pengamen, pengemis, penjaja barang konsumsi lain. Mengais rejeki demi suapan nasi di tengah taman yang penuh keajaiban.
Aku dengan pagi. Dengan sinar matahari. Dengan angin yang menghembus sepoi. Dengan banyak mimpi. Dan aku punya keajaiban tentang taman ini. Di pagi hari. Hari ini. Keajaiban tentang hidup. Tentang mereka. Tersenyum. Tertawa. Dan berbahagialah mereka! 07072012.
Tidak ada komentar:
Terima kasih sudah membacanya sampai selesai, semoga bermanfaat :) Please jangan tinggalkan link hidup dalam kolom komentar!
comment